LiFi Tawarkan Teknologi Baru yang 100x Lebih Cepat dari WiFI

Transfer data nirkabel (tanpa kabel) sekarang ini sudah menjadi trend di kehidupan kita. Contohnya saja, sekarang ini sudah sangat banyak alat (device) yang dilengkapi dengan transceiver Wi-Fi. Memang Wi-Fi telah banyak memudahkan kita dalam melakukan banyak hal secara nirkabel.

Contoh saja, transfer data, distribusi koneksi internet, dan meng-connect-kan device kita ke smartphone atau ke computer, semuanya dapat kita lakukan dengan mudah menggunakan Wi-Fi.

Tapi, tahukah kamu kalau Wi-Fi ini sebenarnya memiliki banyak kelemahan?

Wi-Fi merupakan koneksi last-mile yang langsung terhubung dengan pengguna, sehingga dibutuhkan kecepatan cukup tinggi karena penggunanya cukup banyak.

Jangan heran apabila untuk sebagian orang memandang kecepatan transfer data dengan Wi-Fi ini tergolong “cupu”, karena bandwidth nya akan dibagi buat sejumlah pengguna yang terhubung.

Belum lagi Wi-Fi ini terkena interferensi oleh gelombang radio lain seperti perangkat radio control, Bluetooth, keyboard/mouse nirkabel, dll. Mereka berada pada frekuensi serupa di 2.4 GHz yang notabene terkenal karena bebas lisensi. Ini belum menyinggung soal aspek keamanan dan harga perangkat untuk keperluan wi-fi ini.

Teknologi Transfer Data Berkecepatan Tinggi: Li-fi

Okey. Sekarang ini, mungkin sebagian besar dari kita berpikir Wi-Fi ini masih menjadi teknologi transfer data nirkabel yang terbaik yang pernah ada. “Tak mungkinlah ada yang lebih baik, memang mau pakai apa lagi?”.

Mungkin sebagian kita berpikir seperti itu. Memang benar untuk menyaingi Wi-Fi kita harus menggunakan perangkat lebih murah, lebih aman (aspek kesehatan dan privasi), dan memiliki efisiensi transfer yang lebih besar. Tapi coba tengok deh presentasi dari Harald Haas di bawah ini.

Gelombang radio kini menjadi medium transmisi nirkabel paling populer di dunia. Sehingga, sudah sangat padat dipenuhi berbagai macam gelombang seperti Wi-Fi, siaran televisi, bluetooth, radio FM, dll.

Spektrum gelombang radio ini sudah sangat padat dan amat sulit untuk dibagi-bagi lagi. Sementara, Li-Fi atau Visible Light Communication adalah teknologi yang memanfaatkan cahaya tampak sebagai medium transmisi data.

Memang apa sih hebatnya cahaya tampak ini sampai-sampai dapat dimanfaatkan untuk transmisi data?

Seperti yang dikemukakan pada presentasi tersebut, cahaya tampak dari LED memiliki jangkauan spektrum yang 10.000 kali lebih lebar dari spektrum gelombang radio yang dipakai pada sistem Wi-Fi. Sehingga, Li-Fi dapat memperluas kapasitas spektrum medium nirkabel yang jauh lebih leluasa dibandingkan gelombang radio untuk komunikasi.

Akibat dari besarnya range spektrum cahaya tampak, transfer data dengan Li-fi ini memiliki kapasitas lebih besar, sehingga lebih mudah mengirimkan data dalam ratusan stream lines.

Jangan tanya dampaknya deh.

Ya tentu saja, kecepatan efektif transfer data akan meningkat ratusan kali juga dengan adanya skema yang kompleks yang tidak memungkinkan dilakukan pada Wi-Fi.

Kecepatan Transfer Data Menggunakan Li-fi

It uses common household LED light bulbs to enable data transfer, boasting speeds of up to 224 GB per second. Considering that the fastest WiFi in the 60 GHz frequency band, WiGig, can achieve a maximum data rate of 7 GB per second, LiFi speed is 100 times faster than that!

Lifi.co official

Pada percobaan di lab saja Li-Fi ini bisa mencapai kecepatan 224 Gbps. Tetapi untuk practical use, sesuai dengan kondisi LED yang digunakan di publik, Li-Fi diprediksi memiliki kecepatan 1 Gbps.

Ini belum lagi kaitannya dengan kesehatan, privasi, ketersediaan dan harga. Tentu saja lampu LED jauh lebih berdampak minim terhadap kesehatan manusia dibandingkan radiasi gelombang radio.

Terkait untuk privasi, sudah dipastikan kalau privasi kita lebih terjaga. Mana ada kan lampu yang bisa menembus tembok? Ada kalanya Wi-Fi dan berbagai gelombang radio tidak diperbolehkan digunakan seperti pada kilang minyak atau di dalam pesawat terbang karena dikhawatirkan memicu kebakaran atau interferensi dengan perangkat lain, Li-Fi dapat digunakan karena cahaya tampaknya tidak mengganggu instrumentasi lain dan lebih mudah dipantau. 

Bagaimana dengan harga? Jelas lampu LED jauh lebih murah dibandingkan dengan pemasangan router/perangkat Wi-Fi lain, karena lampu tersebut sudah kita gunakan sebagai alat penerangan.

Lalu, kenapa baru belakangan ini konsep Li-Fi terdengar?

LED pada dekade yang lalu masih memiliki harga yang cukup tinggi, sementara dalam 1 dekade terakhir sudah semakin terjangkau akibat perkembangan pesat teknologi elektronika.

Dan untuk mewujudkan komunikasi menggunakan cahaya tampak, diperlukan lampu yang dapat berkedip secepat transistor elektronika, yang tentu saja hanya dapat dipenuhi oleh LED bukan jenis lampu lain.

Cara kerja teknologi Li-fi

Presentasi teoretis Harald Haas tersebut memang sudah beberapa tahun yang lalu. Sekarang ini tentu saja perkembangan teknologinya sudah melesat jauh. Sudah tercatat nama seperti Velmenni, Oledcomm dan pureLiFi yang telah siap membawa teknologi Li-fi ini ke masyarakat dalam waktu dekat.

So, bersiaplah untuk era baru dimana koneksi li-fi akan siap bersaing dengan Wi-fi. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan baru bagi kita semua.